Rabu, 25 April 2012

REVITALISASI LAILATUL IJTIMA'

Tikung, sekber-kebangkitan.

Lailatul Ijtima' (malam kumpulan) adalah sebuah tradisi yang sejak dulu diugemi oleh NU. Sayangnya, tradisi tersebut kini tampaknya memudar, untuk tidak menyebutnya lenyap. Entah apa pasalnya, yang pasti nahdliyyin kini terkesan enggan untuk menghidupkannya, tak seperti dulu-dulu.

Secara amaliah, Lailatul Ijtima' biasanya diisi dengan kegiatan: khataman Al-Qur'an (30 juz), tahlil, dan sholat ghoib. Komposisi kegiatan seperti ini, merupakan sebuah wujud nyata bahwa sejatinya NU itu peduli sekali terhadap warganya. Bukan lain, rentetan khataman al-Qur'an, tahlil dan sholat ghaib, secara khusus adalah bertujuan untuk mendoakan warga NU yang sudah meninggal, di samping tentu saja do'a bersama demi kebaikan bersama warga NU.

Lebih dari itu, Lailatul Ijtima' ditradisikan oleh NU --salah satunya, adalah dimaksudkan sebagai forum konsolidasi antar warga NU, terutama antara pengurus NU dengan jamaahnya. Pasalnya, usai kegiatan (amaliah) di atas, warga NU --baik disengaja atau tidak, pastinya akan terlibat interaksi (cangkru'an). Nah, saat interaksi ini terjadi, tentu mudah sekali antara warga NU satu dengan yang lain untuk saling tukar pendapat, informasi, bahkan mencari solusi bersama dari masalah yang ada. Tentu saja, Lailatul Ijtima' ini akan efektif sekali sebagai forum konsolidasi, jika pengurus NU --di berbagai tingkatannya-- mampu menyadari dan mengatur Lailatul Ijtima' tersebut secara baik.

* * * * * * * * * 

Menyadari makna Lailatul Ijtima' yang seperti itulah, kami nahdliyyin-muda yang tergabung di dalam IPNU-IPPNU Tikung bermaksud merevitalisasi Lailatul Ijtima'. Dan kami memulainya pada tanggal 7 April 2012 M/ 15 Jumadil Akhir 1433 H. Semoga saja niat dan gerak kami ini istiqomah, dan selalu mendapat ridho-Nya. Amin. -zt- Berikut di antara rekam jejaknya: 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar